Pada zaman dahulu, Jalan Tunjungan yang dulu disebut Petoendjoengan menjadi primadona bagi para tuan dan nyonya yang ingin bersantai sekaligus berbelanja. Istilah Petoendjoengan sudah disebut pada tahun 1797. Gubernur Jenderal Dirk Van Hogendorp memimpin sebuah parade drum band yang melewati Petoendjoengan. Atas instruksi Gubernur F.J. Rothenbuhler pada era 1800-an, Jalan Tunjungan diperluas. Dulu di Jalan Tunjungan terdapat trem uap yang diganti trem listrik pada tahun 1920an.
Kini, jalan Tunjungan merupakan salah satu jalan protokol Surabaya yang menghubungkan Surabaya Utara dengan Pusat dan menjadi salah satu pusat perdagangan di Surabaya.
Jalan Tunjungan
Posted by
sim-G4
Sabtu, 27 Juni 2009
0 comments:
Posting Komentar